5 Alasan Anak Muda Milenial Takut Menikah, ogah ribet
Sebagian besar orangtua ingin anak-anak mereka hidup mapan sejak dini. Jika menggunakan persepsi konvensional, tentunya mapan yang dimaksud di sini adalah menikah dan memiliki penghidupan yang layak di usia 20-an. Namun anak-anak yang lahir di tengah generasi milenial mungkin tak selalu sepaham.
Meskipun banyak anak muda yang sudah bercita-cita settled sesegera mungkin seperti harapan orangtua, tak sedikit juga yang memilih jalan hidup berbeda.
Ini sebagian besar karena masyarakat baru mendorong mereka untuk mandiri dan berhasil dalam hidup dan generasi baru ingin membawanya ke tingkat berikutnya. Mereka menginginkan lebih dari kehidupan daripada orangtua mereka.
Kaum milenial memiliki pandangan dan pemikiran yang berbeda terkait hubungan dan lajang. Inilah beberapa alasan mengapa generasi milenial lebih suka melajang daripada harus buru-buru untuk hubungan jangka panjang.
1. Berorientasi pada Karir
Mereka sangat berorientasi pada karir dan ingin fokus membangun kehidupan serta karir sebelum terjun ke dalam hubungan yang membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Mereka ingin memelihara karier mereka sebelum memelihara cinta dan hubungan.
2. Menginginkan Kebebasan
Mereka menginginkan kebebasan alih-alih terikat pada satu orang. Mereka menginginkan kebebasan mereka sendiri dan membuat pilihan tanpa harus memikirkan orang lain. Mereka ingin mengeksplorasi hubungan sebelum terikat pada satu orang.
3. Mendambakan Hubungan yang Bermakna
Mereka mendambakan hubungan yang lebih serius, berjangka panjang dan bermakna. Mereka lebih suka meluangkan waktu mereka sendiri untuk mempersiapkan mental untuk hubungan yang serius. Menjadi lajang adalah cara yang tepat untuk melakukannya.
4. Fokus pada Tujuan Sosial
Pertama-tama mereka ingin fokus pada peningkatan masyarakat dan mereka semua memiliki tujuan sosial yang mereka perjuangkan dengan penuh semangat. Mereka menginginkan masyarakat yang lebih baik sebelum cinta. Mereka menginginkan masyarakat di mana cinta dan hubungan mereka dapat berkembang dan mereka mengusahakannya.
5. Ogah Ribet
Kaum milenial tidak ingin tahan dengan kerumitan hubungan dan pernikahan dan drama keluarga di masa muda mereka. Mereka ingin fokus pada hal-hal lain dan meluangkan waktu untuk membangun kehidupan keluarga.
Mungkin tidak semua generasi milenial punya pikiran seperti ini. Namun satu hal yang tampaknya disadari generasi ini, kebahagiaan bisa diperoleh lewat banyak cara dan komitmen bukan cuma sekadar pemenuhan ekspektasi sosial yang dilegitimasi negara.
Leave a Reply