Angka Penambahan Kasus Baru Positif Covid-19 di DKI Jakarta Meningkat Dalam 3 Hari Berturut-turut
Grafik penambahan kasus pasien positif virus corona di DKI Jakarta terus menanjak selama tiga hari berturut turut. Peningkatan ini terlihat dalam grafik yang ditampilkan dalam situs corona.jakarta.go.id, per Kamis (14/5/2020). Pada tanggal 11 Mei 2020, jumlah pasien positif Covid 19 di ibu kota menunjukan 5.195 kasus.
Satu hari berselang, 12 Mei 2020, pasien positif bertambah 108 kasus menjadi 5.303 kasus. Angka penambahan pasien positif meningkat menjadi 134 kasus pada 13 Mei 2020. Sehingga total pasien terkonfirmasi Covid 19 ada 5.437 kasus.
Pada 14 mei 2020 atau Kamis ini, penambahan kasus harian kembali meningkat lebih tinggi dibanding hari sebelumnya. Penambahan pasien positif corona di DKI Jakarta hari ini mencapai angka 180 kasus. Dalam konferensi persnya di kanal Youtube Pemprov DKI, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Fify Mulyani mengatakan pasien kasus Covid 19 di ibu kota per Kamis (14/5) sebesar 5.617 jiwa.
Rinciannya, 1.279 orang (23 persen) dinyatakan sembuh, dan 466 pasien (8 persen) meninggal dunia. Sementara 1.877 pasien masih dirawat di rumah sakit, dan sisanya 1.995 menjalani isolasi mandiri. “1.877 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan 1.995 orang melakukan self isolation di rumah," kata Fify, Kamis (14/5/2020). Kemudian jumlah orang tanpa gejala tercatat sebanyak 2.407 orang, dimana orang dalam pemantauan (ODP) 9.801 orang, dan pasien dalam pengawasan (PDP) 7.342 orang.
Di sisi lain, masih terdapat 1.783 kasus yang menanti hasil pemeriksaan Covid 19 di laboratorium. Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah. Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.
"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua." "Semua harus menggunakan masker," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB,Minggu (5/3/2020). Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.
Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis. "Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis." "Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.
Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah. Yurimenyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam. Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya. "Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita. "Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.
Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid 19. Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya. "Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus menerus mendistribusikanAPD (Alat Pelindung Diri)agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi,"kata Yuri.
Leave a Reply